Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengaku prihatin tingginya tingkat
konsumsi karbohidrat dan gula di Indonesia. Konsumsi ini tak bisa
ditekan kalau tidak mulai dari diri sendiri mengganti beras dengan
makanan pokok lain yang lebih sehat.
Gita mengatakan, setiap pagi dia tak lagi makan nasi, melainkan singkong. Sedangkan siang makan beras merah, dan malam makan makanan selain nasi. "Lihat, badan saya jadi sehat, turun enam kilogram," kata Gita saat berkunjung ke kantor VIVAnews.com bersama Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Rabu 4 Januari 2012.
Tingginya konsumsi beras, kata Gita, terlihat dari data Kementerian Pertanian bahwa konsumsi beras nasional mencapai 140 Kg per orang per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand, Vietnam, dan bahkan Malaysia yang hanya 65 - 70 Kg per orang per tahun.
Tentunya, bila masyarakat bisa menekan konsumsi beras menjadi 100 Kg per orang per tahun, pemerintah tak cuma bisa menghentikan impor, melainkan bisa mengekspor beras. "40 Kg kali 250 juta penduduk, sama dengan 10 juta ton. Impor kita cuma 3 juta ton. Artinya Indonesia masih bisa ekspor 7 juta ton per tahun."
Tak cuma itu, Kementerian Perdagangan juga mencatat rendahnya konsumsi daging. Orang Indonesia rata-rata hanya memakan daging 2,1 Kg per tahun. Angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan Jerman yang sampai 50 Kg per orang per tahun. "Kami sedang berpikir menurunkan pola konsumsi yang kurang sehat," katanya. (eh)• VIVAnews
Gita mengatakan, setiap pagi dia tak lagi makan nasi, melainkan singkong. Sedangkan siang makan beras merah, dan malam makan makanan selain nasi. "Lihat, badan saya jadi sehat, turun enam kilogram," kata Gita saat berkunjung ke kantor VIVAnews.com bersama Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Rabu 4 Januari 2012.
Tingginya konsumsi beras, kata Gita, terlihat dari data Kementerian Pertanian bahwa konsumsi beras nasional mencapai 140 Kg per orang per tahun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Thailand, Vietnam, dan bahkan Malaysia yang hanya 65 - 70 Kg per orang per tahun.
Tentunya, bila masyarakat bisa menekan konsumsi beras menjadi 100 Kg per orang per tahun, pemerintah tak cuma bisa menghentikan impor, melainkan bisa mengekspor beras. "40 Kg kali 250 juta penduduk, sama dengan 10 juta ton. Impor kita cuma 3 juta ton. Artinya Indonesia masih bisa ekspor 7 juta ton per tahun."
Tak cuma itu, Kementerian Perdagangan juga mencatat rendahnya konsumsi daging. Orang Indonesia rata-rata hanya memakan daging 2,1 Kg per tahun. Angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan Jerman yang sampai 50 Kg per orang per tahun. "Kami sedang berpikir menurunkan pola konsumsi yang kurang sehat," katanya. (eh)• VIVAnews
Komentar
Posting Komentar