“Hai
manusia, makanlah yang halal lagi baik dan apa yang terdapat di bumi
dan janganlah kamu mengikuti Langkah-langkah setan karena sesungguhnya
setan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS.Al-Baqarah: 168).
Alasan Pertama: Rezeki Halal Mewariskan Amal Shaleh
Rezeki yang halal adalah bekal dan sekaligus pengobar semangat Anda untuk beramal shaleh. Simaklah firman Allah berikut: “Hai
rasul-rasul, makanlah dan makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang shalelh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Mukminun: 51).
Ibnu Katsir
menyatakan: Allah Ta’ala pada ayat ini memerintahkan para Rasul
‘alaihimussalaam agar makan makanan halal, dan beramal shaleh.
Penyandingan dua perintah ini adalah isyarat bahwa makanan halal adalah
pembangkit amal shaleh.” (Tafsir Ibnu Katsir 5/477, & Adwaa’ul Bayan
5/339).
Bila selama ini Anda merasa malas,
dan berat untuk beramal? Alangkah baiknya bila Anda mengoreksi kembali
makanan dan minuman Anda.Jangan-jangan ada yang perlu ditinjau ulang.
Nabi bersabda:
“Andai dunia ini disisi Allah senilai sehelai sayap nyamuk; niscaya
Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir walau hanya seteguk
air.” (Riwayat At Tirmizy).
“Sesungguhnya yang baik tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan, namun
benarkah harta benda itu kebaikan yang sejati?” (Muttafaqun ‘alaih)
Pada ayat lain Allah berfirman:
“Hai manusia, makanlah yang halal lagi baik dan apa yang terdapat di
bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena
sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al Baqarah: 168).
Renungkanlah ayat di
atas dengan baik. Allah memerintahkan Anda untuk memakan yang halal dan
baik, kemudian melarang Anda dan mengikuti langkah setan. Penggabungan
antara perintah dan larangan ini, merupakan isyarat bahwa makanan halal
dapat membentengi Anda dari jaring-jaring setan.
Dan tahukah Anda,
apa akibatnya bila Anda telah terperangkap jaring-jaring setan, sehingga
membuntuti jejak-jejaknya? Temukan jawabannya pada ftrman Allah Ta’ala
berikut:
‘sesungguhnya setan itu menyuruhmu mengerjakan perbuatan jahat, keji
dan berdusta. Mengatakan sesuatu terhadap Allah yang tidak engkau
ketahui. (QS. Al Baqarah: 169).
Saudaraku!
Coba Anda kembali mengoreksi din Anda. Selama ini mungkin Anda ringan
tangan untuk berbuat maksiat dan berat hati bila hendak beramal shaleh.
Telah banyak nasehat, ayat dan hadits, yang Anda dengar dan tanda-tanda
kuasa Allah telah Anda saksikan. Walau demikian, semua itu tak juga
menjadikan jiwa Anda lunak dan hati Anda tergerak untuk memulai amal
shaleh.
Dan mungkin
saja selama ini Anda kesulitan dalam mendidik istri dan putra-putri
Anda. Bisa jadi sumber permasalahannya adalah nafkah yang selama ini
Anda berikan kepada mereka. Alangkah baiknya bila Anda kembali
mengoreksi asal-usul nafkah yang Anda berikan kepada mereka.
Realitanya kita
saksikan bahwa para koruptor, rentenir dan para pemakan uang haram, suap
dan uang rakyat jarang sekali kita temukan rajin beribadah, misal
sholat 5 waktu berjama’ah di masjid, shodaqah apalagi bayar zakat,
kalaupun terlihat alim dan khusyu’ pasti saat momen tertentu yang mau ga
mau dia harus hadir…tebar pesona sebelum pilkada misalnya..
Alasan kedua: Menjadi Penyebab dikabulkannya Doa Anda.
Rezeki halal, bukan hanya menjadi pengobar semangat untuk beramal
shaleh. Rezeki halal juga menjadi penentu dikabulkannya doa Anda. Betapa banyak doa yang telah Anda panjatkan, namun betapa sedikit yang terkabulkan.
Sampai-sampai Anda kadang kala merasa putus asa untuk berdoa. Namun
tahukah Anda bahwa makanan yang Anda nikmati selama ini mungkin menjadi
biang dan semua itu? Rasulullah bersabda:
“Wahai umat manusia Sesungguhnya Allah itu Baik dan tidaklah
menerima kecuali yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah
memerintahkan kaum mukminin dengan perintah yang telah Ia tujukan kepada
para rasul
Allah berfirman:
“Hai rasul-rasul, makanlah dan makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah
amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS. Al Mukminun: 51).
Dan Allah juga berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dan rizki-rizki baik yang telah Kami karuniakan kepadamu.”
Selanjutnya Rasulullah mengisahkan:
“Seorang lelaki yang bersafar jauh,
hingga penampilannya menjadi kusut Ia menengadahkan kedua tangannya ke
langit sambil berkata “Ya Rab, Ya Rab”, sedangkan makanan, minuman dan
pakaiannya haram, dan dahulu Ia diberi makan dan makanan yang haram,
maka mana mungkin permohonannya dikabulkan ?” (Riwayat Muslim).
Ibnu Rajab berkata:
“Pada hadits ini terdapat isyarat bahwa suatu amalan tidak diterima dan
tidak berkembang kecuali dengan makanan halal. Dan
sesungguhnya memakan makanan haram dapat merusak dan menjadikan amalan
Anda tertolak. Selama makanan Anda halal, maka amal shaleh Andapun
diterima. Dan bila makan Anda haram, maka mana mungkin amalan Anda dapat
diterima?” (Jami’ul ‘Ulum Wal Hikam, Syarah hadits ke-10).
Ini juga menjadi
bahan koreksi untuk kita, Sudah bertahun-tahun Indonesia menjadi
surganya para koruptor, maling, dan penjahat2 lainnya dan mayoritas
rakyatnya adalah muslim, entah sudah berapa juta kali kita memohon dan
berdoa kepada ALLAH dalam berbagai acara dzikir akbar, istighotsah
kubra, doa umat bersama dan sebagainya untuk kemakmuran dan kejayaan
negeri ini, tapi apa yang kita lihat sampai detik ini..?? Indonesia
tetap menjadi salahsatu negara paling tinggi tingkat korupsinya,
regenerasi koruptor tak berhenti-henti, kejahatan, kemaksiatan
dimana-mana, musibah silih berganti, ….Kenapa bisa begitu jangan-jangan
doa kita memang ditolak oleh ALLAH, karena HARAM sudah jadi konsumsi
masyarakat kita sehari-hari…?!
Wallahu’alam
Dari Kajian Dr Muhammad Arifin Badri, M.A Lc
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2011/10/10/mengapa-kita-makan-hanya-yang-halal/