Pada intinya adalah sudah
saatnya kita selaku orang tua maupun orang dewasa hendaknya berhati-hati
apabila kita atau anak kita jajan di luar. Tentunya kita tidak ingin
apabila kita apalagi anak kita mengidap penyakit kanker atau cacingan
bukan?
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini beberapa bahan-bahan berbahaya yang sering digunakan oleh penjual jajanan yang tidak bertanggung jawab. Semoga dengan mengetahui jenis dan bahayanya, kita lebih berhati-hati di kemudian hari.
|
Bahayanya Pengawet Makanan
yang tak disadari oleh manusia. Bahan pengawet makanan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikrorganisme seperti jamur (fungi), bakteri dan lainnya. bahan pengawet yang dilarang karena berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan seperti: formalin dan borak. Sayangnya kedua bahan di atas masih sering digunakan pada produk-produk home industri seperti tahu, mie, mengawetkan ikan, daging, buah, dan sayuran dengan kadar yang tak terkontrol. Para nelayan misalnya, tidsk sedikit memilih menggunakan formalin dari pada es batu karena faktor murah dan praktis. Buah-buahan di supermarket juga rawan formalin (bahan pengawet).
|
Mengandung Zat Warna Tekstil
Sebagai contoh adalah saus tomat. Tidak sedikit saus tomat yang beredar terbuat dari ubi, cuka, dan zat warna tekstil (rhodomin-B). Zat warna tekstil inilah yang diperkirakan berpotensi menimbulkan keluhan tersebut. Bukan cuma dalam saut tomat, zat warna tekstil rhodomin-B juga konon pernah ditemukan dalam lipstik dan pemerah pipi, selain bahan pewarna panganan dan jajanan, termasuk mungkin dalam sirup murah.
|
Bahaya Cacing
Melihat kondisi
seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan
semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang
yang lain juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing. Kebanyakan
sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur
cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai
air selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja
berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).
|
Gula bibit
Selain pewarna, jajanan kaki lima yang memang buat kantong ekonomi lemah, dengan harga yang lebih terjangkau, tak mungkin sepenuhnya menggunakan gula asli (gula pasir maupun gula merah), melainkan memilih gula bibit. Limun, sirup, saus dan kecap murah, hampir pasti mencamprukan gula bibit, kalau bukan seluruhnya bahan kimiawi berbahaya ini. Pemanis buatan lain tentu ada yang lebih aman, dari daun stevia, misalnya.
Saran :
Perbanyak minum air mineral karena mengurangi bahayanya minuman-minuman yang mengandung Gula bibit
[ |
Penyedap
Perhatikan bagaimana tukang bakso pinggir jalan menambahkan bumbu penyedap (sodium gluamic). Dahulu, untuk menuangkan bumbu penyedap (disebut mecin, vetsin) memakai sendok khusus terbuar dari kayu dengan penampang seujung kelingking. Semakin banyak penyedap dituangkan, semakin gurih rasa barang jualannya.Dari kacamata ekonomi, akan lebih menguntungkan bila menuangkan lebih banyak penyedap karena menambah lezat cita rasa jajanan.
Saran :
selain minta tidak pakai
penyedap bila memeasan makanan restoran, masakan di rumah sendiri sama
sekali bebas penyedap buatan. Rasa gurih sehatnya cukup hanya
mengandalkan bahan alami, seperti rasa kaldu ayam, sapi atau ikan
belaka. tanpa perlu menambahkan bumbu penyedap buatan.
|
Disinyalir, kebanyakan jajanan gorengan pinggir
jalan juga menggunakan minyak goreng bekas, kalau minyak goreng yang
sudah dioploas dengan minyak lain yang lebih murah. Minyak goreng
oplosan ini yang diduga membahayakan kesehatan.
Dengan mengonsumsi
makanan berminyak, otomatis kadar lemak dalam tubuh kita akan tinggi.
Selain membuat gemuk, lemak yang digoreng menyebabkan antaran oksigen
turun hingga 20%.
|
|
Saran :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar